Saturday, November 15, 2014

Lost in Dieng Part #2

Assalamu'alaikum Wr. Wb


          Selamat beristirahat dan selamat membaca gan, kali ini ane bakal nglanjutin crita ane Lost in Dieng Part #1 yang sebelumnya pernah ane critain gan. Yaitu tentang perjalanan di hari ke dua ketika di Dieng pada waktu itu.
         Pada hari kedua ini, setelah ane selesai melakukan pendakian gunung Prau, kami pun memutuskan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata didaerah dieng plateu ini, kan sayang tu gan udh jauh-jauh dari Jogja klo gak skalian muterin dieng sayang juga kn? apalagi Dieng itu terkenal dengan pemandangan perbukitannya yg sangat indah dengan cuaca udara yang sangat sejuk, maklum gan, kan datarang tinggi Dieng itu merupakan dataran tinggi tertinggi di Pulau Jawa.
           Singkat cerita, perjalanan ane di hari kedua ini setelah ane beranjak pergi dari basecamp pendakian di patak banteng, kami pun  memtusukan menuju Candi Arjuna yang jaraknya kira-kira 3-4 km dari base camp pendakian, kalo menggunakan motor sekitar 5-10 menit lah gan. Tak lama kami melakukan perjalanan menggunakan motor terlihatlah palang-palang nama-nama wisata didaerah Dieng, dan ane pun langsung tertuju pada palang Candi Arjuna, dan kami pun segera bergegas mnuju Candi Arjuna tersebut. Tak lama dari palang tersebut, akhirnya kami sampai pada loket pembayaran menuju Candi Arjuna, disana jasa yang ditawarkan adalah  paket menuju Candi Arjuna dan kawah Sikidang dengan membayar 10 ribu per orangnya, murah kn gan? heee. Setelah itu kami pun bergegas menuju parkiran motor dan menuju kawasan Candi Arjuna. 
          Setelah sampai di Candi Arjuna, satu kata yang bisa ane ucapkan "Amazing", indah banget gan, jadi di sekeliling candi Arjuna ini adalah bukit-bukit indah yang membumbung tinggi dengan pohon-pohonnya yang hijau, membuat kompleks Candi Arjuna ini berasa seperti halnya kerajaan yang terpendam gan, palagi ditambah dengan udaranya yang sangat sejuk. Disana kami memang tidak begitu lama gan, mungkin cuman 15 menit, karena waktu kami memang terbatas. Sehingga di kawasan Candi Arjuna tersebut kami habiskan untuk menelusuri kawasan candi yang sangat eksotis tersebut dan tak lupa untuk mengabadikan tiap sudut Candi yang begitu indah itu.

.
          Setelah puas menelusuri dan mengabadikan momen-momen indah di Candi Arjuna kami pun memutuskan untuk melanjutkan menuju tempat wisata selanjutnya, yaitu Kawah Sikidang, lokasi kawah ini pun tidak terlalu jauh dari Candi Arjuna, hanya memakan waktu kurang lebih 5-10 menit menggunakan kendaraan bermotor. Kawah sikidang merupakan kawah aktif yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga Uap (PLTU), jadi gak heran gan kalo ketika agan-agan ke kawah Sikidang melihat banyak pralon-pralon besar yang isinya adalah gas (uap) yang berasal dari kawah tersebut.
          Walaupun ditengah perbukitan, di daerah kawah Sikidang hawanya cukup panas, karena teriknya matahari dan di sekeliling kawah hanyalah bebatuan dan belerang dan tidak ada pohon besar yang meneduhu kawah ini, sehingga waktu kami kesana, kami pun hanya sekedar mengambil foto kawah, selanjutnya kami pun bergegas menuju tempat wisata selanjutnya, 


          Oiya kalo agan-agan ingin ke kawah Sikidang jangan lupa membawa masker ya gan? soalnya aroma belerangnya sangat menyengat gan.
          Setelah puas menelusuri kawah Sikidang dan foto-foto kami pun bergegas menuju danau Telaga warna, yang letaknya juga tidak jauh dari kawah sikidang kok gan, paling sekitar 5-10 menitan kok gan. 


         Tak lama kemudia kami menunggangi motor akhirnya kami pun sampai di danau telaga warna. Kedatangan kami pun disambut dengan sebuah tulisa "Welcome to... Telaga Warna Dieng" yang terpampang di atas loket pembayaran. Setelah memarkirkan motor akhirnya kamipun bergegas menuju loket untuk membeli tiket masuk ke kawasan Telaga Warna ini, dan harga tiket masuknya pun cukup murah gan, cukup dengan membayar 5000 rupah per orang kita pun bisa memasuki kawasan Telaga Warna ini.
          Tiket masuk sudah ditangan, akhirnya kami pun langkah demi lengkah mulai memasuki pintu masuk telaga warna dan ternyata di dalam kawasan Telaga Warna ini tidak hanya sebuah danau aja gan, tapi di dalam kawasan ini ada beberapa wisata seperti tempat untuk tracking di area hutan Telaga Warna dan berbagai tempat menarik yang tidak bisa ane sebutkan karena ane kelupaan nama tempatnya apa aja, haaaa. Oiya di dalam kawasan Telaga Warna ini sangatlah sejuk gan, karena Telaga Warna ini dikelilingi oleh hutan yang sangat rindang dengan dedaunan yang sangat hijau..
         Tak lama kami menapaki kaki di kawasan Telaga Warna ini, kami pun akhirnya melihat sebuah danau yang terbentang luas dengan warna airnya yang berwarna hijau kebiruan, ntah kenapa warna airnya bisa begitu, tapi menurut hipotesis ane mungkin karena air tersebut mengandung belerang, Sungguh indah pemandangan di kawasan Telaga warna ini gan, jadi kalo agan-agan kesini harus membawa kamera ya? sayang banget tuh kalo udh kesini tapi gak bisa mengabadikan sudut-sudut indah di kawasan Telaga Warna, karena suasana Telaga Warna ini sangat romantis gan, apalagi kalo ke sini bersama sang kekasih gan. heeee


          Setelah puas menelusuri dan mengabadikan tiap sudut Telaga Warna sambil bercengkrama dengan para sahabat, akhirnya ane pun memutuskan untuk menyudahi perjalanan indah kami di kawasan Dieng Plateu, karena matahari sudah mulai terbenam dan supaya , akhirnya kami pun untuk memtusukan meninggalkan kawasan Telaga Warna yang indah ini dan mencari sebuah masjid di kawasan Dieng Plateu ini untuk sekedar melakukan sholat, bersih-bersih dan mempersiapkan untuk kembali ke kota asal kami, yaitu Jogja dan Klaten.
          Waktu menunjukkan pukul 15;30, kami pun berkumpul sebentar untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT agar selama perjalanan pulang selalu senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Selanjutnya setelah selesai berdoa, kami pun bergegas menyalakan motor kami masing-masing dan...... " SAY GOOD BY DIENG, YOU ARE SO AMAZING".
          Berharap suatu hari nanti ane bisa kembali berwisata ke negeri diatas awan ini. Yah walaupun perjalanan kami hanya 2 hari, tapi perjalanan ini sangat berkesan gan, dimana kita bisa belajar tentang arti kehidupan, sahabat, alam, tantangan, dan kesetiakawanan. Oiya gan ini Salah satu pesan yang  ane terima  dari sebuah perjalanan ini di kawasan Dieng ini gan :
Jadi Ketika kita ingin melakukan traveling kapanpun dan dimanapun ingat pesan ini ya gan :

"Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak"
"Jangan mengambil apapun kecuali gambar"
"Jangan membunuh apapun kecuali waktu"
(Salah satu pesan dari sebuah patok dikawasan gunung prau"

   Dan jadilah seorang traveler yang baik dan ramah lingkunag ya gan, kalo kita mencintai alam, alampun akan mencintai kita. :)

Estimasi biaya di hari kedua :
- Tiket Candi Arjuna + Kawah Sikidang = Rp 10000,00
- Tiket Telaga Warna = Rp 5000,00
- Makan di tengah perjalanan menuju Jogja = Rp 15000,00i

Total di hari kedua = Rp 30000,00

Total hari kedua + ketiga = Rp 211500,00

          Demikit sedikit cerita yang bisa ane ceritakan selama perjalanan ane sealama 2 hari di kawasan  Dieng Plateu. Jadi jangan lupa jadikan Dieng sebagai daftar list liburan kalian ya gan? Samapi jumpa di cerita perjalanan selanjunjutnya, ane juga mohon maaf kalo ada kata-kata yang salah dalam tulisan ini gan.  Keep Safety traveling gan. :D

Walaikusalam Wr.Wb.

Tuesday, November 4, 2014

Lost in Dieng Part #1

Assalamu'alaikum Wr.Wb.



              Kali ini ane ingin menceritakan tentang perjalanan touring ke Dieng 17/10/2014 waktu itu bersama teman-teman seperjuangan, karena Dieng yang disebut-sebut debagai negeri diatas awan ini sudah menjadi plan kami selama jauh-jauh hari gan,. Setelah penat dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan tugas akhir ane yang belum kelar-kelar dan berliku-liku, akhirnya ane putuskan untuk pulang kampung sejenak yaitu kota sejuta pesona Yogyakarta. Sebelum pulang kampung ane sempat memberi kabar kepada teman-teman yang di Jogja kalo ane ingin pulang ke Jogja pekan depan. Ternyata kepulangan ane disambut antusias oleh teman-teman yang berada di daerah Jogja dan sekitarnya. Dan ide untuk touring ke Dieng ini diprofokatori oleh teman ane yang di Klaten setelah mengetahui kepulangan ane pekan depan. Menjelang hari kepulangan menuju pulang kampung ane langsung kontak semua temen-temen yang ada di Jogja kalo ane sama temen ane yang bernama Fajar ingin touring ke Dieng.  Dan akhirnya ketika hari bahagia , yaitu kepulangan ane ke kampung halaman Yogyakarta, akhirnya ane SMS semua temen-temen ane yang berminat untuk touring ke Dieng untuk dilakukan briefing terlebih dahulu sebelum pemberangkatan menuju negeri diatas awan itu. 
           Ketika H-1 sebelum pemberangkatan menuju Dieng, ane dan teman-teman ane melakukan briefing terlebih dahulu di salah satu Cafe di daerah Yogyakrta, berbagai keperluan kita diskusikan, mengenai rute menuju dieng, tempat wisata apa aja yang akan kita tuju, beserta keperluan yang akan dibawa. Dan hasil dari briefing itu yaitu, kita akan melakukan touring ke Dieng selama 2 hari 1 malam dan tujuan utama kita adalah tracking ke gunung Prau, karena keindahan Golden Sunrisenya ,dan jika waktunya masih memungkinkan kita akan touring ke tempat -tempat wisata di daerah Dieng plateu, seperti Telaga warna dan candi Arjuna, selain itu kita juga memutuskan tentang jam pemberangkatan menuju Dieng, yaitu pukul 9 pagi WIB dan mendiskusikan tentang yang fix ikut touring ke Dieng , dan akhrinya yang ikut ke Dieng berjumlah 4 orang termasuk ane gan. Setelah acara briefing selesai, akhirnya kita semua membubarkan diri satu-persatu untuk packing buat esok harinya. Ini ane share berkas-berkas ketika kita sedang melakukan briefing, semoga bisa membantu agan-agan yang ingin touring ke Dieng juga.

Peta Yogyakarta-Dieng

Peta wisata Dieng Plateu


          
          Hari H -0 pun tiba, akhirnya ane berangkat dari rumah sekitar jam 8 langsung menuju tempat persewaan alat tracking, karena ane sebelumnya sudah menyewa alat masak seperti nasting dan kompor buat masak di puncak gunung Praunya gan.  Setelah itu ane bersama temen ane Sieg langsung menuju titik tempat berkumpul yaitu di POM bensi timur Ambarukmo Plaza, setelah semua crew berkumpul kami pun berdoa dan selanjutnya berangkat menuju Dieng.

Crew Touring Lost In Dieng.

     Perjalanan dari titik kumpul dimulai sekitar jam 9 pagi melalui magelang - temanggung -  wonosobo - dieng agar sampai di basecamp penanjakan sekitar jam 15;00 dan tidak terlalu kemalaman ketika mendaki ke gunung Prau. Ketika sampai temanggung kita memutuskan untuk istirahat dan sholat jum'at karena memang waktu sudah menunjukkan pukul 12.00. Setelah selesai melakukan sholat Jum'at dan istirahat sejenak kita pun melanjutkan perjalanan ini.
      Matahari pun mulali lelah, akhirnya terlihat sebuah gapura yang kita nantikan, yaitu pos pembelian karcis untuk memasuki wilayah kawasan Dieng Plateu, disana permotor di bandrol harga tiket sebeser 6000, murah kn gan? Setelah melewati pos pembelian tiket, sekitar 14 KM, akhirnya kami pun sampai di basecamp pendakian gunung Prau di Desa Patak Banteng.
     Dengan segera kami pun bergegas melukan cek administrasi di basecamp tersebut, oiya sampe basecamp waktu itu sekitar jam 15;00 gan, jadi memang sesuai dengan prediksi kita sebelumnya. Setelah selesai mengurus administrasi kita pun segera bergegas meletakkan barang-barang kami, dan kami putuskan untuk makan sejenak, supaya fit dalam melakukan pendakian ke gunung Prau, karena menurut referensi yang kami baca, pendakian ke Gunung Prau memerlukan waktu sekitar 3-4 jam.
     Setelah selesai makan, kita pun sholat ashar di masjid dekat basecamp, tak pernah terpikirkan kalo masjid tersebut sangat kumuh gan, apalagi tempat wudhu maupun kamar mandinya, kami pun sempat berpikir, apakah karena masjid ini belum jadi atau memang kurang terurus ya gan? padahal klo ane pikir masjidnya itu lumayan bagus lho gan.
       Makan sudah sholat sudah kami pun bergegas menuju basecamp untuk mengambil barang-barang kami untuk kami bawa ke gunung Prau.  Oiya gan di pendakian ini ada 3 pos untuk sampai ke puncaknya lho gan. Selama berjalanan menuju pos 1 kami pun disuguhi dengan pemandangan ladang kentang milik warga setempat, dengan track yang lumayan menanjak tapi masih enak untuk didaki gan, walaupun begitu, ane saranin untuk bagi agan-agan yang ingin mendaki Gunung Prau ini diharapkan untuk latian fisik dulu ya gan? biar tidak terlalu ngos-ngosan kayak temen ane ini, heeee, karena untuk menuju pos 1 lumayan menanjak dan membutuhkan stamina yang kuat gan.


           Matahari pun mulai redup, akhirnya tidak lama lagi kami pun tiba di pos 2, track setelah di pos 2 yaitu memasuki hutan cemara yang kondisi jalannya cukup menanjak dan luamayn terjal, ini ane kasih fotonya gan.



            Kurang lebih seperti itu gan trackingnya, lumayan serulah buat para  pendaki gunung pemula seperti kami ini. heeee.
             Setelah beberapa lama ane lupa gan berapa jam dari pos 1 ke pos 2, akhirnya kami pun tiba di pos 3, yaitu dimana jalur setelah pos 3 ini menurut ane jalan yang paling berat untuk dilewati gan, apalagi ketika itu kumandang maghrib telah bersuara dan matahari pun mulai tenggelam dan keadaan jalur sekitar terlihat gelap yang diselimuti oleh kabut yang mengitari pendakian gunung ini. Dan malam semakin larut, dan kami pun semakin mendekati area camp di puncak gunung Prau ini. semakin tinggi kami mendaki, jalan pun semakin curam ditambah kanan - kiri kami hanyalah sebuah jurang yang tertutupi oleh tebalnya kabut malam. Dan sampailah di salah satu jalur yang kami anggap berat, karena jalan tak terlihat dan jalanpun semakin terjal, dimana kami satu per satu pergantian merambat seperti halnya cicak yang merambat dinding, tapi untungnya di track tersebut sudah disediakan tali, sehingga kita pun bisa berbegangan pada tali tersebut. Tak mudah untuk melalui jalur itu, beberapa dari kami pun tak jarang sering terpeleset karena licin dan curamnya jalan yang kami lalui.
          Semakin tinggi kami mendaki semakin kencang angin yang menusuk hingga sendi-sendi tulang rusuk kami, dan semakin terdengan suarau kicauan para pendaki yang sudah sampai di camp area terlebih dahulu, dan kamipun semakin semangat untuk menjejaki Gunung Prau ini.Tak lama kemudia, waktu hampir menunjukkan pukul 19;00 kami pun melihat kerlap-kerlip lampu yang kami yakini adalah kerlap-kerlip lampu tenda para pendaki lain, akhinya kamipun bergegas untuk melanjutkan perjalanan, dan tak lama dari itu kami pun sampai di camp area pendakian gunung Prau. Dan kamipun bergegas mencari tempat untuk mendirikan tenda, dan akhirnia kami pun mulai mendirikan tenda, tak lama tenda hampir berdiri, tiba-tiba bergemitik air yang terjatuh dari langit, ternyata sialnya hujan pun mulai turun, dan kamipun semakin bergegas untuk segera menyelesaikan pendirian tenda ini. Tak lama kemudian tendapun telah berdiri kokoh, satu persatu dari kami mulai masuk ke tenda untuk menata tenda agar kami dapat nyaman bersitirahat di dalam tenda yang mulai dingin ini. 
           Setelah semuanya beres kami putuskan untuk beristirahat demi melihat Sunrise esok paginya, dan satu persatu di dinginnya malam yang bercampur dengan kencangnya angin dan derasnya hujan, kami pun terlelap dalam kegelapan malam itu.
          "Waw bulannya bagus" celoteh dari seorang wanita yang terdengar oleh telinga ane, dengan seketika tiba-tiba mata ane terbuka lebar dan ane buka pintu tenda melihat cerahnya langit yang bertabur bintang, padahal sebelum kami terlelap sempat terjadi hujan yang lumayan deras, tapi ajaibnya, langtipun mulai cerah, dan waktu itu menunjukkan pukul 2;00 pagi. Sambil melawan dinginnya malam pada waktu itu dimana ane tiap beberapa menit harus loncat-loncat agar dapat melawan dinginnya malam itu, yang ane kira suhunya sampai 0 derajat. Setelah itu ane mulai mengambil beberapa sudut gambar di sekitar puncak gunung prau yang cerah dengan lautan bintang dilangit yang ditemani cerahnya bulan  ditambah kelap-kelipnya kota Wonosobo dilihat dari atas puncak Gunung Prau ini. Link ini salah satu Gambar yang berhasil ane abadikan gan, heee. Setelah puas memotret sudut gambar sana-sini, dan sudah tidak sanggup untuk melawan dinginnya malam itu, akhirnya ane putuskan untuk kembali ke tenda dan berselimut dengan sleeping bag.
            Alarm mulai berdering yang menunjukkan pukul 4;00 pagi, ane pun langsung bergegas mengambil peralatan foto untuk menunggu Sang Mentari Pagi, Walaupun temen-temen ane yang lain masih pada tidur dan gak tega untuk membangunkan temen ane, akhirnya ane putuskan untuk keluar sendirian, kn sayang tuh gan udh susah payah mendaki ke Gunung Prau gak bisa lihat Sunrise, heeee. Setelah semua peralatan foto lengkap , akhirnya ane bergegas menuju keluar tenda yang waktu itu anginnya cukup dingin, dan lagi-lagi ane harus sesering mungkin lompat-lompat untuk melawan dingiinnya angin. 
           Cahaya dari ufuk timur mulai terlihat menandakan Sang mentari akan segera muncul, dan ane pun bergegas untuk menemukan spot yang terbaik agar mendapatkan hasil foto yang bagus, ini gan ane kasih link mentari Sunrise yang ane foto. Dan waktu pun menunjukkan pukul 5.00 pagi, satu persatu temen-temen ane mulai terbangun untuk menikmati indahnya matahari terbit di sela-sela perbukitan dan pegunungan disekitar puncak gunung Prau. Karena di Puncak Gunung Prau ini kita bisa melihat indahnya gunung sumbing dan gunung Sindoro yang dikelilingi oleh tebalnya awan.

Suasana pagi hari menjelang Sunrise

           Semakin lama matahari semakin menunjukkan kilauannya, dan rasa dingin yang menggerogoti pori-pori ini makin lama makin hilang dari lapisan kulit kami. Sembari menikmati keindahan munculnya matahari kami pun memuaskan diri dengan berfoto untuk mengabadikan moment yang begitu indah ini.
Pesona alam negeri diatas awan

          Setelah kami berfoto-foto disekeliling Gunung Prau tak terasa matahari semakin tinggi, dan rasa dinginpun mulai tak terasa, sehingga setelah kami puas berfoto kami pun melanjutkan untuk memasak air menggunakan kompor gas yang ane sewa beberapa hari yang lalu untuk menyeduh segelas Pop Mie yang kami bawa. Segar, nikmat, dan kenyang yang ane rasakan diwaktu itu setelah bertahan dengan dinginnya angin gunung. Setelah semua selesai makan, kami pun berlanjut untuk beres-beres dan bersiap pulang ke basecamp, karena matahari sudah tinggi dan mulai memanasi ubun-ubung kami, walaupun waktu itu baru menunjukkan pukul 7;00 pagi. Setelah selesai membereskan dan packing untuk turun ke basecamp, ane putuskan untuk mengambil foto sejenak sebelum meninggalkan puncak gunung Prau ini.


          Packing sudah, foto juga sudah, akhirnya kami pun langkah demi langkah mulai meninggalkan puncak gunung prau. Ternyata pemandangan jalur yang kami lewati tadi malam sungguh indah, dimana telaga warna dan desa-desa di daerah Dieng ini terlihat tersusun rapi diatas jalur pendakian Gunung Prau.

Terlihat danau telaga warna diatas jalur pendakian gunung Prau

          Langkah demi langkah kami lewati, tak terasa akhirnya kita tiba disalah satu track yang sangat curam, dimana ketika tadi malam kita melewati ini harus bersusah payah terplosok kesini dan kemari, dan tampaknya kali ini pun akan mengalami hal yang serupa dengan perjalaan tadi malam kami. Ternyata apa yang ane takutkan terjadi gan, salah satu dari temen ane fajar mencoba untuk menemukan jalan yang tepat dengan mengglindingkan tas yang berisi tenda dome. Pegangan tas pun dilepaskan, dan tak disangka tas yang berisi tenda dome ini malah terus mengglinding dan menggelinding hingga tak terlihat oleh mata kami, dan tak lama dari itu terdengar oleh telinga ane suara meminta tolong, ternyata temen ane fajar sedang terpleset dan dia pun tidak bisa bergerak, akhirnya ane bergegas turun langkah-demi langkah untuk mengulurkan tangan dan memberikan pertolongan kepada Fajar. Akhirnya fajar pun tertolong dan kamipun memilih jalur yang ada fasilitas talinya walaupun curam, daripada jalur yang tidak ada talinya tapi licin, karena jalur track yang kami tempuh ini berbentuk zig zag dan diujung jalan adalah sebuah jurang.
           Tak lama kemudian di ujung sebuah jalur track yang ujungnya adalah sebuah tebing, di depan ane terlihat sebuah tas berwarna biru, ternyata itu adalah tas yang berisi tenda yang jatuh menggelinding tadi gan. Ternyata tasnya tertahan oleh ranting-ranting pohon yang berada di lereng gunung. Walaupun saat itu beberapa teman ane memutuskan untuk merelakannya tapi ane sempat berpikir untuk berusaha mencari jalan agar dapat mengambil tas tersebut. Alangkah beruntungnya ane melihat seutas tali yang terikat pada sebuah batang pohon, akhirnya ane ulurkan tali itu ke bawah lereng gunung dan ane suruh fajar untuk membawakan tas kamera ane, dan anepun dengan bergegas dan berhati-hati mulai meletakkan tas carrier yang ane bawa. Setelah itu langkah demi langkah, dikit demi sedikit ane pun mulai rapling menyusuri lereng gunung tersebut untuk mengambil tas tadi. Tak lama kemudia tangan ane julurkan dan "Hap" akhirnya ane bisa menangkap tasnya tadi yang tersangkut oleh ranting pohon dan anepun bergegas untuk kembali memanjat keatas jalur track pendakian gunung prau.
         Dua jam sudah kami berjalan, akhirnya sampailah di basecamp pendakian gunung Prau, kamipun beristirahat sejenak dan meluruskan persendian-persendian yang sempat tegang karena menahan beban badan dan barang bawaan kami selama turun dari gunung Prau. 
              Setelah beberapa menit kami beristirahat kami pun untuk memutuskan untuk merebus air lagi, karena Pop Mie yang kami bawa masih tersisa sehingga kami putuskan untuk menghabiskan makanan yang kami bawa agar tidak membebani kami ketika perjalanan pulang. Kompor dan gas dikeluarkan, dan suasana di dalam basecamp juga agak ramai, "Cetakl, cetak, cetak, Bull" Rasa kaget dan panik yang ane rasakan karena api yang ane sulut tadi sangat besar dan hampir membakar karpet yang berada di dekatnya, Tak perlu berpikiran panjang ane pun langsung mematikan kompor, namun apa daya api tetap membesar, sehingga anepun langsung bergegas memegang kompor dan tak peduli apakah tangan ane akan kebakar atau tidak ane pun langsung berlari keluar menuju pintu keluar dengan membawa kompor yang berkobaran api. Tiba-tiba ketika diujung pintu keluar, rasa panas dan dingin mulai ane rasakan di telapak tangan dan dengan segera ane melempar kompor itu keluar ruangan, tapi ane malah terpeleset dan untungnya kompor itu sudah berada diluar dan terjatuh di gorong-gorong aliran air. 
           Setelah kejadian itu pesan yang bisa ane petik adalah "JANGAN MENYALAKAN KOMPOR GAS DI DALAM RUANGAN BASECAMP"  berbahaya gan, kalo terjadi kayak tadi bisa-bisa se basecamp bisa kebakaran gan. heeee. Lanjut cerita, setelah api padam anepun mengambil kompor gas tadi dan ane nyalakan lagi di luar ruangan untuk merebus air yang digunakan untuk membuat popMie.
          Sehabis makan kami pun bergegas kembali packing dan untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya, yaitu ke Telaga Warna, Candi Arjuna, dan Kawah sikidang, dan untuk cerita yang selanjutnya ane post di bagian LOSTINDIENG Part 2 ya gan?. Still visit in my blog gan, thank you.

Ringkasan Cerita :
 - Jam 9.00 berangkat dari jogja menggunakan motor 
 - Jam 11;45 Sholat Jum'at dan istirahat di temanggung, 
 - Jam 14;45 sampai di basecamp pendakian gunung prau Patak banteng (retribusi memasuki kawasan dieng kalo gak salah Rp6000,00 soalnya ane lupa gan ,retribusi pendakian gunung Prau Rp 6000,00, dan makan di warteg di dekat basecamp Rp7500,00).
 - Jam 15.30 mulai mendaki di Gunung Prau.
 - Jam 19;00 sampai di camp area gunung prau.
 - Mendirikan tenda dome dan istirahat.
 - Jam 2.00 mengambil foto di sudut-sudut puncak gunung prau dengan melawan dinginnya malam yang waktu itu bisa dikatakan sekitar 0 derajat C. Karena terdengar suara teriakana kalo bulannya bagus dari salah seorang perempuan.
  - Setelah puas mengambil gambar dan tidak kuasa menahan dinginnya malam, akhirnya kembali ke tenda dan beristirahat.
 - Jam 4;00 Persiapan menanti sang Mentari pagi.
  - Jam 4;00 - 7.00 foto-foto.
 - Jam 7.00 memasak.
 - jam 7.30 packing.
 - Jam 8.30 Foto-foto dan kembali ke basecamp
 - Jam 11an sampai basecamp patak banteng.

Estimasi Biaya :
- Bensin pertamax Rp 100000,00
- Retribusi masuk kawasan dieng sekitar Rp 6000,00
- Retribusi pendakian gunung Prau Rp 6000,00
- Makan di warteg Rp 7500,00.
- Beli oleh-oleh Carica Rp 62000,00

Total = Rp 181500,00

          Demikian sedikit pengalaman cerita selama di Diang di hari pertama ini, untuk cerita tempat wisata selanjutnya ketika ane di Dieng akan ane critain di postingan selanjutnya ya gan? sebelumnya terimakasih atas perhatian agan-agan semua, punten klo ane ada salah ketik atau ucapan ya gan, semoga apa yang ane share disini bisa membantu agan-agan yang ingin liburan ke Dieng. Keep Traveling gan, 

Walaikusalam Wr.Wb.